Pada kasus Bell’s Palsy tanda
gejala yang paling terlihat dari pasien adalah adanya kelemahan pada otot wajah
yang diinervasi oleh N. Fasialis (N. VII), hal ini yang menyebabkan pasien akan
mengalami perot ke sisi wajah yang sehat. Fisioterapis dalam melakukan
pemeriksaan sangat penting untuk mengetahui seberapa besar kekuatan otot wajah
pasien, untik pemeriksaan kekuatan otot wajah berbeda dengan pemeriksaan
kekuatan otot pada bagian ekstrimitas tubuh, pemeriksaan kekuatan otot wajah
dilakukan baik sebelum dilakukan intervensi ataupun sesudah intervensi hal ini
dipakai untuk menilai seberapa besar keberhasilan dari penaganan fisioterapis.
Anatomi pada wajah |
Selain pengukuran kekuatan
otot hal yang paling penting yang berkaitan adalah penilaian aktivitas
fungsionalnya dengan menggunakan Skala Ugo Fisch, nilai dari kekuatan otot akan
berpengaruh terhadap nilai ugo fisch nya. Untuk lebih jelasnya simak penjelasan
dibawah ini.
KRITRIA PENILAIAN KEKUATAN OTOT PADA WAJAH
:
Nilai 0 : Tidak ada kontraksi,
Nilai 1 : Kontraksi Minimal,
Nilai 3 : Ada kontraksi tapi dilakukan
dengan susah payah,
Nilai 4 : kontraksi penuh dan terkontrol,
BERIKUT INI ADALAH OTOT WAJAH BESERTA
FUNGSINYA :
1.
Frontalis : Mengangkat alis mata dan
Mengerutkan Dahi,
2.
Orbicularis Oculi : Menutup mata,
3.
Orbicularis Oris : Menguncupkan mulut
kedepan,
4.
Proserus : Mengangkat hidung,
5.
Nasalis : Mengembang kempiskan cupping
hidung,
6.
Corrugator supercili : Mempertemukan kedua
alis,
7.
Rizorius dan M.Zygomatikum : Ekspresi
senyum,
8.
Buccinator : Mengembungkan pipi,
9.
Depresor labii inferior : Ekspresi
mencibir,
10. Mentalis
: Meruncingkan dagu,
11.
Depresor anguli oris : Menarik sudut mulut
kebawah,
12. Levator
Labii Superior : Mengangkat sudut mulut,
13. Levator
Anguli Oris : Menarik sudut mulut ke lateral,
14. Platisma.
SKALA UGO FISCH :
4 skala penilaian,
1.
0%, untuk kekuatan otot 0 : zero, asimetri
komplit, tak ada gerak volunter,
2.
30%, untuk kekuatan otot 1 : poor,
kesembuhan ke arah asimetri,
3.
70%, untuk kekuatan otot 3 : fair,
kesembuhan parsial ke arah simetri,
4.
100%, untuk kekuatan otot 5 : normal,
simetris komplit.
Gerakan yang dilakukan,
1.
Diam = 20 x (%) =...
2.
Mengerutkan dahi = 10 x (%) =...
3.
Menutup mata
= 30 x (%)
=...
4.
Tersenyum = 30 x (%) =...
5.
Bersiul = 10 x (%) =...
Ket
:
a. %
adalah persentase sesuai dengan kemampuan dari pasien dan bisa dihubungkan
dengan kekuatan otot yang berperan dalam gerakan diatas,
b. Semakin
mendekati 100 skornya akan lebih baik, apabila belum mencapai 100 dari semua
penjumlahan hasil dari aktivitas diatas maka fisioterapis diharapkan belum
menghentikan tindakan karena apabila dihentikan sebelum 100 akan mengakibatkan
terdapat gejala sisa.
Komentar
Posting Komentar