Pada assesmen atau pemeriksaan fisioterapi
terdapat pemeriksaan dasar dan pemeriksaan khusus. Dimana pada pemeriksaan
dasar berupa Anamnesis baik itu secara lansung dengan penderita (autoanamnesis)
ataupun dengan keluarga atau yang paham dengan kondisi pasien (heteroanamnesis/allowanamnesis).Pemeriksaan
dasar juga meliputi cacatan klinis, cek vital sign, pemeriksaan IPPA dan
pemeriksaan fungsi gerak dasar.
Disini kita akan membahas tentang bagaimana
melakukan pemeriksaan fisik dasar berupa IPPA ( Insepksi, Palpasi, Perkusi dan
Auskultasi).
1.
Inspeksi (melihat)
Secara langsung atau
dengan kaca pembesar, pada saat pasien/ klien bergerak (dinamis) ataupun dalam
keadaan diam (statis).
·
Keadaan umum penderita,
·
Sikap tubuh,
·
Adanya deformitas,
·
Berjalan / gait,
·
Daerah atrofis,
·
Warna kulit,
·
Daerah yang lesi.
2.
Palpasi (Meraba)
Menuliskan apa saja yang
kita temukan pada saat kita memeriksa dengan jalan meraba ataupun dengan
tekanan pada daerah sekitar yang mengalami masalah atau yang dikeluhkan pasien.
·
Suhu setempat,
·
Spasme otot,
·
Nyeri tekan,
·
Tonus otot.
3.
Perkusi: (Mengetok/memukul bagian
tubuh)
Menggunakan jari manis
sebagai plesimeter dan jari telunjuk dan jari manis sebagai hammer.
·
Keadaan normal di sebut “Sonor”,
·
Kandungan udara dalam paru meningkat
(seperti tong yang diketok) disebut “Hypersonor”.
·
Kandungan udara dalam paru berkurang proses
pemadatan di sebut “Redup”.
PERKUSI MENENTUKAN KEADAAN PARU :
·
Normal: suara resonan; dug, dug,dug,
·
Sangat resonan mengendang: dang, dang, dang
(pnemou thoraks),
·
Agak menggendang : dung, dung, dung,
·
Kurang resonan ; deg,deg, deg, paru kurang
udar,
·
Redup : bleg, bleg, bleg padat oedema paru,
·
Pekak: seperti suara perkusi pada paha,
misal: adanya pleura penuh cairan/ nanah fibrosis paru.
CARA MELAKUKAN :
·
Tangan kiri menempel pada celah intercosta,
·
Jari tangan kanan mengetuk jari tengah kiri,
·
Tujuan : Membandingan kiri dan kanan pada
permukaan thoraks,
·
Arah tangan : sama dalam melakukan palpasi
4.
Auskultasi: (mendengarkan)
Pada saat bernafas udara
keluar masuk melalui saluran pernafasan, Auskultasi dada merupakan suatu proses
untuk mendengarkan dan menginterpretasikan suara yg ditimbulkan dalam thorax dg
menggunakan alat bantu “Stethoscope”.
·
Suara normal : vesikular, bronchial dan
tracheal,
·
Patologis : ronchi basah, ronchi kering,
ronchi krepitasi dan pleural frictions,
·
Lokasi Mukus.
FUNGSINYA ADALAH UNTUK MENDENGARKAN:
·
Suara Napas,
·
Suara Ucapan,
·
Suara Tambahan
SUARA NAFAS :
·
Bronchial/Tubular : pada trakea dan leher,
·
Broncho Vesikuler: pada daerah percabangan
broncus trakea area sternum,
·
Vasikuler : pada semua lapang paru ( suara
nafas normal.
SUARA UCAPAN :
·
Anjurkan klien mengucapkan “ tujuh puluh
tujuh” berulang –ulang, setiap setelah inspirasi secara berbisik dengan
instonasi sama kuat,
·
Dengan stetoskop dengarkan di semua lapang
paru dengan membandingkan kiri dan kanan,
·
Normal : intensitas dan kualitas suara kiri dan kanan sama.
KELAINAN PADA SUARA UCAPAN:
·
Bronkhoponi: suara terdengar jelas ucapannya
dan lebih keras di bandingkan daerah sisi lain,
·
Pectoryloquy : suara terdengar jauh, dan
tidak jelas,
·
Egophoni : suara bergema seperti orang yang
hidungnya tersumbat (bindeng) suara terdengar dekat.
SUARA TAMBAHAN :
Dengarkan apakah ada suara
tambahan pada klien : rales, ronchi, wheezing, pleural frictions rub.
·
Rales : berupa rales halus( bunyi merintik
halus) , rales sedang dan kasar. Rales tidak bisa hilang apabila klien di suruh
batuk, terdengar pada fase inspirasi.
·
Ronchi: nada rendah sangat kasar, akibat
dari terkumpulnya cairan mukus pada trakhea/bronchus besar. Terdengar pada fase
inspirasi dan ekspirasi. Hilang apabila klien di suruh batuk.
·
Wheezing: bunyik ngiik…iiik / ngiiiiii k
!!! Terjadi karena eksudat lengket tertiup karena aliran udara
/penyempitan pada broncus. Terdengar pada fase inspirasi dan ekspirasi.
·
Pleural frictions rub.: bunyi yang
terdengar “kering” seperti suara gosokan aplas pada kayu. Gesekan terjadi
antara jaringan paru dengan pleura bag.viseral.
CARA MELAKUKAN :
Anjurkan klien bernafas
cukup dalam, periksa dengan stetoskop dari atas ke bawah, bandingkan antara
paru kiri dan kanan.
AUSKULTASI PADA PARU DEPAN :
·
Posisi pasien duduk dengan kedua tangan
dipaha atau dipinggang dan berhadapan dengan pemeriksa,
·
Tempelkan stetoskop pada dinding dada,
·
Mintalah pasien menarik napas pelan- pelan
dengan mulut terbuka,
·
Dengarkan satu periode inspirasi dan
ekspirasi,
·
Mulailah dari depan diatas klavikula kiri
dan teruskan kesisi dinding dada kanan,
·
selanjutnya geser kebawah 2- 3 cm dan
seterusnya, sampai kedada bagian bawah,
·
Mintalah pasien mengangkat lengan nya untuk
pemeriksaan di daerah aksila kanan dan kiri,
·
Bandingkan suara napas kanan dan kiri,
serta dengarkan adanya suara napas tambahan.
AUSKULTASI PADA PARU DEPAN :
·
Posisi pasien duduk dengan kedua tangan
dipaha atau dipinggang dan membelakangi pemeriksa,
·
tempelkan kepala stetoskop pada
supraskapula dada belakang kiri, dan dengarkan dengan seksama, kemudian
lanjutkan kebagian dada kanan,
·
selanjutnya geser kebawah 2- 3 cm dan
seterusnya, sampai kedada bagian bawah,
·
Mintalah pasien mengangkat lengan nya untuk
auskultasi pada aksila posterior kanan dan kiri,
·
Bandingkan getaran suara kanan dan kiri,
dengarkan adanya suara napas tambahan.
TEMPAT AUSKULTASI JANTUNG :
·
Aorta : Costa 2 kanan pada
intercostasternum,
·
Pulmonal: Costa 2 kiri pada
intercostasternum,
·
Mitral: Garis mid klavikularis kiri antara
costa 5 dan 6,
·
Trikuspid : Garis mid klavikularis kanan
antara costa 5 dan 6.
Tabel Beberapa Kesalahan Saat Melakukan Auskultasi
Yang Harus Dihindari (Disadur Wilkins, 1989):
Komentar
Posting Komentar