Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa
fisioterapi dalam proses pelayanannya tidak hanya dalam tahap intervensi atau
tindakan fisioterapis saja, akan tetapi sesuai dengan standar pelayanan
fisioterapi dalam PERMENKES RI No. 65 Tahun 2015 menjelaskan bahwa fisioterapi
mulai dari tahap asessment sampai dengan Evaluasi/Re-assesment.
Dalam tulisan kali ini
kita akan membahas tentang assesment subjektif dalam pemeriksaan
fisioterapi. Sebelum kita membahas assesment subjektif, hal yang
terpenting juga adalah dalam melakukan komunikasi kepada pasien yang digunakan
harus memenuhi etika yang baik dalam berkomunikasi :
1. Ramah
dan santun,
2. Jujur,
3. Empati,
4. Sabar
dan tidak mudah marah,
5. Bersikap
tenang, tepat dan cepat dalam bertindak,
6. Berikan
sentuhan,
7. Berpenampilan
yang rapi, sopan dan menyenangkan pandangan mata.
ASAS-ASAS ETIKA PROFESI :
1. Melaksanakan
kewajiban dengan dasar itikad yang baik dengan kesadaran pengabdian,
2. Wajib
menghormati martabat kemanusiaan dan pribadinya,
3. Menghormati
perasaan setiap orang (menyimpan rahasia),
4. Menyumbangkan
ide-ide, konsep, dan karya ilmiah demi kemajuan bidang kewajibannya,
5. Menerima
haknya semata-mata sebagai suatu kewajiban dan bukan karena pamrih pribadi.
DUA PRINSIP ETIKA PROFESI LUHUR :
1. Mendahulukan
kepentingan pasien,
2. Mengabdi
pada tuntutan luhur profesi.
PROSES KOMUNIKASI :
Komunikasi dikatakan
efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud oleh
pengirim pesan, pesan kemudian ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh
penerimaan pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu ( Hardjana, 2013).
ASSESMENT SUBJEKTIF :
Anamnesis
Anamnesis dilakukan dengan
menanyakan langsung dengan pasien/klien (Autoanamnesis) dan atau kepada orang
lain yang merupakan keluarga atau yang mengetahui riwayat penyakit pasien (Hetero/allo
anamnesis).
Dalam melakukan anamnesis hal apa saja yang
perlu kita tanyakan atau kita gali dari pasien/keluarga pasien ?
a. Keluhan
Utama
Keluhan utama merupakan hal yang sangat
penting untuk ditanyakan karena keluhan inilah yang mendorong pasien atu klien
mencari pertolongan kepada tenaga medis, mislkan adanya bengkak, sulit
berjalan, nyeri, kelemahan pada otot tertentu, sulit mengerakkan dll.
b. Riwayat
penyakit sekarang, berupa :
·
Perjalanan Penyakit
Pertanyaan dapat berupa : Berapa lama keluhan sudah
dirasakan? Bagaimana hal tersebut bisa terjadi ? Bagaimana perkembangannya ?
Dalam keadaan apa yang menyebabkan pasien/ klien memperberat dan meringankan
keluhan ?
·
Riwayat pengobatan
Pertanyaan dapat berupa : Sudah berapa lama melakukan
pengobatan ? Pengobatan yang pernah dilakukan seperti apa? Bagaimana hasil yang
dirasakan ?
c. Riwayat
penyakit dahulu
Untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan antara
penyakit yang pernah diderita dahulu dengan penyakit sekarang.
d. Riwayat
Pribadi
Menanyakan hoby dan kebiasaan-kebiasaan pasien/klien.
e. Riwayat
Keluarga
Untuk mengetahui penyakit-penyakit yang bisa
diturunkan ataupun penyakit yang dapat menular.
f. Anamnesis
sistem
Anamnesis sistem untuk melengkapi anamnesis yang belum
tercatat pada anamnesis diatas.
ASSESMENT
OBJEKTIF:
a. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
Dalam melakukan cek vital sign hal yang perlu
diperhatikan adalah :
g. Tekanan
darah,
h. Denyut
nadi,
i.
Pernafasan,
j.
Suhu atau temperatur,
k. Tinggi
dan berat badan, umumnya mencerminkan status gizi pasien.
b. IPPA (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, dan Auskultasi)
c. PFGD (Pemeriksaan Fungsi Gerak dasar)
Pemeriksaan yang berhubungan dengan berakan aktif,
pasif maupun gerakan isometrik melawan tahanan. Pemeriksaan pada alat gerak
tubuh dengan cara melakukan gerakan fungsional dasar pada area tertentu untuk
melacak kelainan struktur pada area tersubut.
·
Gerak aktif
Suatu pemeriksaan gerak yang dilakukan sendiri oleh
penderita, maksudnya fisioterapis atau tenaga mendis menginstruksikan dan
pasien menggerakan sendiri. Informasi yang diperoleh dari pemeriksaan ini masih
bersifat global sebab melibatkan berbagai struktur. Pemeriksaan ini dapat
memberikan informasi berupa : Koordinasi gerakan, Pola gerakan, Nyeri Gerak,
dan ROM aktif.
·
Gerak pasif
Suatu pemeriksaan gerak yang dilakukan oleh
pemeriksa tanpa melibatkan pasien secara akitif, maksudnya fisioterapis
atau tenaga medis menggerakan area tertentu pada ekstrimitas baik atas ataupun
bawah dan pasien dalam keadaan rileks. Pemeriksaan ini dapat memberikan
informasi berupa : ROM pasif, Stabilitas sendi, Rasa nyeri, End feel, capsular
pattern.
·
Gerak Isometrik melawan tahanan
Cara melakukannya adalah pasien melakukan gerakan
dimana pemeriksa memberikan tahanan sehingga psien atau klien akan melawan
tahanan tersebut tanpa mengakibatkan adanya perubahan pada ROM sendi pada
region yang dilakukan pemeriksaan dan mengutakan keselamatan pasien. Pemeriksaan
ini dapat memberikan informasi berupa : Nyeri, Kekuatan otot secara isometrik,
kualitas saraf motorik dll.
Beberapa syarat dalam melukan pemeriksaan gerak
isometrik melawan tahanan :
1)
Posis sedemikian rupa agar tidak
menimbulkan gerakan kompensasi yaitu dapat menagburkan hasil pemeriksaan,
2)
Sendi dalam posisi CPP ( Close Pack Position),
3)
Tahanan dengan manual bertahap hingga
maksimal lambat laun menurun sampai kemudian rileks,
4)
Setap kontarksi lamanya 6-8 detik dengan
pengulangan 1-6 kali kontraksi,
5)
Bandingkan denga area yang sehat,
pe,eriksaan biasanya dimulai dari area yang sehat sehingga bisa jadi pedoman
atau perbandingan dalam mengukur area yang mengalami gangguan.
Komentar
Posting Komentar