Menurut ( Sarwono, 2002),
post partum adalah masa yang dimulai setelah partus selesai dan
berakhir kira-kira 6 minggu, akan tetapi seluruh alat genetalia baru pulih
kembali sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. Menurut ( Reeder,
1997), Post partum adalah masa setelah berakhirnya persalinan sampai
kembalinya organ reproduksi ke kondisi sebelum hamil. Menurut ( Mochtar,1997),
post partum adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan sampai alat-alat
seperti masa pra hamil.
Senam Nifas |
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa post partum adalah suatu masa atau waktu yang diperlukan oleh seorang ibu mulai dari berakhirnya persalinan sampai dengan kembalinya alat reproduksi ke kondisi semula yang memerlukan waktu untuk pulih seperti sebelum dalam waktu kurang lebih 3 bulan ( Mayuni, 2005).
Kehamilan dan persalinan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh seorang wanita, antara lain perubahan pada otot dinding perut/abdomen yang makin membesar seiring dengan bertambah besarnya pertumbuhan janin. Brayshaw, Eileen (2003) mengungkapkan bahwa selama kehamilan, otot-otot abdominal mengalami peregangan menjadi kira-kira 2 kali lebih panjang dari ukurannya semula. Selain itu terjadi pula pembesaran otot-otot dasar panggul dan otot – otot liang senggama.
Perubahan post partum pada musculoskeletal dapat disebabkan oleh karena besarnya diastasis rectus abdominis akibat kehamilan, sehingga mengurangi support dari otot abdomen. Kendornya otot abdomen ini akan bertambah sesuai dengan jumlah kehamilan. Demikian juga dengan otot-otot dasar panggul dan otot liang senggama akan mengalami pembesaran/pelonggaran dari bentuk awalnya.
Survei yang dilakukan Mac lenan ( 2000 ) pada wanita usia 15-57 tahun menyatakan bahwa setengah dari ibu post-partum mengalami kelemahan otot-otot dasar panggul. Hal ini diperkuat oleh penelitian Badjuaji didukung juga oleh hasil penelitian WHO ( 2006 ) yang menyatakan bahwa 8 – 11% ibu yang melahirkan mulai mengalami kelemahan otot dasar panggul setelah 3 bulan persalinan. Penelitian ini juga menyatakan bahwa kejadian kelemahan otot dasar panggul lebih tinggi pada ibu multipara dari pada ibu primipara.
Para ahli Ginekologi ( 2001 ) memperkirakan bahwa kebutuhan akan pelayanan bagi wanita yang mengalami kelemahan otot dasar panggul terus meningkat sekitar 45% hingga 30 tahun ke depan. Data statistik di Indonesia menunjukkan bahwa satu dari sepuluh wanita mengalami kelemahan otot dasar panggul ( Santoso, 2009 ) dan sekitar 50% wanita mengalami kelemahan otot dasar panggul setelah melahirkan dan akan berakibat memengaruhi kualitas hidup seorang wanita ( Junizaf, 2009 ).
Kondisi otot yang mengendor ini dapat kembali normal kebentuknya semula lewat exercise yang dikenal dengan post natal exercise. Post natal exercise adalah exercise yang dilakukan paska persalinan dengan tujuan meningkatkan kembali kekuatan otot-otot yang mengalami peregangan selama masa kehamilan. Semua otot abdominal perlu diberikan exercise untuk mengembalikan ke bentuknya semula dan meningkatkan kekuatannya, namun yang paling penting adalah otot transversus abdominis yang besar peranannya pada stabilitas pelvis.
Post natal exercise dilakukan dari gerakan yang paling sederhana hingga yang tersulit, dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan kondisi ibu. Dengan demikian diharapkan terjadinya proses fisiologi yang dapat mengembalikan kondisi otot ibu seperti sebelum hamil.
Fisioterapi sebagai salah satu tenaga kesehatan juga dapat turut berperan dalam tim yang menangani pasien dengan kondisi post partum. Fisioterapi dapat berperan dalam menangani hal-hal terkait dengan keluhan yang timbul seperti :
1. Nyeri pinggang bawah
Keluhan nyeri dirasa ada yang hanya di daerah pinggang dengan atau tanpa nyeri menjalar sepanjang satu atau dua tungkai, nyeri di daerah sacroiliaca kadang nyeri sepanjang tungkai. Pengaruh dari hormone relaxin yang significan menyebabkan laxiti ligamen, buruknya fungsi dari otot-otot erector spine, gluteus maximus, latissimus dorsi dan biceps femoris.
2. Diastasis rectii
Diastasis recti adalah pemisahan antara bagian kanan dan kiri otot-otot rektus abdominalis, yang menutupi permukaan depan dari perut. Diastasis recti adalah kondisi yang normal setelah melahirkan.. Pada ibu hamil, tekanan yang semakin meningkat pada dinding abdomen mungkin akan mengarah pada diastasis rekti.
3. Kelemahan otot dasar panggul
Setiap kelahiran dapat menyebabkan kerusakan pada otot dasar panggul. Pada saat kepala bayi keluar dari vagina, tekanan yang terjadi pada kandung kemih, uretra dan terlebih pada otot dasar panggul serta penyokongnya dapat merusak struktur ini. Sobekan atau tekanan yang berlebihan pada otot, ligamentum, jaringan penyambung dan jaringan syaraf akan menyebabkan kelemahan yang progresif akibat kelahiran bayi. Persalinan seperti ini memiliki tendensi terjadinya peningkatan kerusakan saraf dasar panggul (Eileen, 2007).
4. Permasalahan Terkait Aktivitas Menyusui , Saluran susu tersumbat (obstructive duct)
Saluran susu tersumbat (obstructive duct) adalah suatu keadaan dimana terjadi sumbatan pada satu atau lebih saluran susu yang disebabkan oleh tekanan jari waktu menyusui atau pemakaian bra yang terlalu ketat. Hal ini juga dapat terjadi karena komplikasi payudara bengkak yang berlanjut yang mengakibatkan kumpulan ASI dalam saluran susu tidak segera dikeluarkan sehingga menjadi sumbatan. Sumbatan ini pada wanita yang kurus dapat terlihat dengan jelas sebagai benjolan yang lunak pada perabaannya.
Komentar
Posting Komentar